BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perjuangan manusia melawan gangguan serangga (Arthropoda pengganggu) sudah dimulai semenjak ia tercipta
di muka bumi ini. Sebagian serangga menyerang manusia dan hewan ternak baik secara
langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak langsung sebagai penular
berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan caranya “nimbrung”/
menempel pada inangnya sehingga menimbulkan gangguan fisik pada inangnya. Beberapa jenis serangga diantaranya yaitu lalat, nyamuk, kutu, pinjal,
caplak, tungau dan lain-lain (Kusumawati, 2011).
Kutu termasuk dari ordo
phithiraptera, yang ditandai dengan tubuh yang pipih dorsoventral, tidak
bersayap dan bagian tubuh terdiri dari kepala, toraks dan abdomen. Ordo
Phithiraptera mempunyai empat sub ordo yaitu subordo Amblycera dan subordo
ischnocera yang merupakan kelompok kutu penggigit (tidak menghisap darah) dan
umumnya ditemui pada hewan. Selain itu subordo Rhynchophthirina dan subordo
Anoplura merupakan kutu penggigit sekaligus penghisap darah. Dari keempat
subordo itu Anoplura merupakan subordo yang mempunyai peranan yang penting dan
berpengaruh bagi kesehatan dengan spesiesnya antara lain Pediculus humanus capitis (kutu kepala), pediculus humanus corporis (kutu badan), phthirus humanus pubis (kutu kemaluan).
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana proses metamorfosis
dari kutu kepala (Pediculus humanus
capitis)?
2.
Bagaimana perilaku kutu kepala
(Pediculus humanus capitis) sehari-hari
di luar kepala hospes?
3.
Apakah kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dapat
terbang?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui siklus hidup dari kutu
kepala (Pediculus humanus capitis) dan
mengetahui perilaku kutu kepala, serta membuktikan kepada kepada masyarakat
sekitar rumah saya bahwa pemikiran mereka mengenai Pediculus humanus capitis bisa terbang adalah salah.
1.4 Manfaat
Manfaat yang
di dapat dari pengamatan ini adalah mahasiswa/i adalah sebagai sumber informasi
mengenai kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dan sebagai
tambahan bahan ajar bagi dosen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian kutu
Kutu adalah ektooparasit yang kecil, tidak bersayap, dari unggas dan
mamalia. Serangga ini sering kali dibagi menjadi 2 ordo yang terpisah yaitu
Mallophaga (kutu penggigit) dan Anoplura (kutu penghisap) (Borror, 2005).
2.2 Klasifikasi
Pediculus
humanus capitis
Kingdom Animalia
Phylum Arthropoda
Class Insekta
Ordo Phthriraptera
Family Pediculidae
Genus Pediculus
Species Pediculus
humanus capitis
(Borror,
2005)
2.3 Morfologi Pediculus humanus capitis
Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin
berbentuk seperti huruf “V”. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat
kelamin berbentuk seperti huruf “V” terbalik. Pada ruas abdomen terakhir
mempunyai lubang kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di
bagian lateral yang memegang rambut selama melekatkan telur. Jumlah telur yang
diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir. Telur : Telur berwarna putih
mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut “nits”. Telur memiliki
perekat yang disebut cement. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat,
sehingga dapat melekat erat pada rambut. Pada stadium nimfa tumbuh dan bertukar kulit (molting)
3 x dalam wlaktu 3-9 hari menjadi nimfa instar satu, dua, tiga dan berubah
menjadi kutu dewasa dengan ukuran maksimal 4,5 mm. Kutu jantan maupun betina
menghisap darah inang setiap saat sejak stadium nimfa hingga dewasa (Anonim,
2011).
2.4 Fisiologi Pediculus humanus capitis
1.
Sistem respirasi : Dengan trakea yang memanjang pada kiri dan kanan
tubuhnya yang dihubungkan dengan stigma yang terdapat di kiri dan kanan pada
tiap-tiap ruas.
2.
Sistem Pencernaan : kutu memiliki saluran pencernaan mulai dari mulut sampai
anus.
3.
Sistem Ekskresi : Proses ekskresi dilakukan oleh tubulus Malpighi.
4.
Sistem Peredaran Darah : kutu memiliki sistem peredaran darah terbuka, artinya
darah mengalir tidak melalui pembuluh darah (tidak memiliki pembuluh vena dan
kapiler). Darahnya (disebut hemolimfa) berfungsi untuk mengangkut zat makanan,
dan tidak berfungsi untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida. Darah tidak
mengandung hemoglobin (Hb).
5.
Sistem Saraf : system saraf pada kutu merupakan sistem saraf
tangga tali, berupa saraf ventral yang terdiri dari ganglion otak yang
dilanjutkan kearah belakang melalui bagian ventral tubuh.
2.5 Siklus Hidup Pediculus
humanus capitis
Kutu bereproduksi secara seksual, dengan fertilisasi
internal. Umumnya bersifat diesis (ada jantan dan ada betina). Kutu betina akan menghasilkan telur 6-10 per hari.Telur
akan menetas menjadi nimfa dalam waktu kurang lebih
seminggu sesudah dikeluarkan oleh induk kutu
rambut. Sesudah mengalami 3 kali pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi
kutu rambut dewasa dalam waktu 7-14 hari. Dalam keadaan cukup makanan kutu
rambut dewasa dapat hidup 19 hari
lamanya.
Gambar siklus perkembangbiakan kutu rambut manusia (Pediculus humanus capitis) (Brown.H.W, 1983).
2.6 Perilaku (Pediculus
humanus capitis)
·
Hanya hidup di kepala manusia.
·
P.
humanus capitis hanya terbatas pada daerah kulit atau rambut kepala terutama
dibelakang kepala dan dekat telinga.
·
Peletakan telur pada pangkal
rambut yang sangat dekat dengan kulit kepala.
·
Makanannya darah kepala
manusia.
·
Pergerakannya sangat cepat.
·
Telurnya memiliki perekat
(cement).
·
Hanya mampu hidup pada suhu
24-37 0C.
·
Pada tubuh kutu betina di
abdomen terahir memiliki lubang kelamin ditengah bagian dorsaldan dua tonjolan
genital dibagian lateral yang berfungsi memegang rambut saat proses peletakan
telur.
2.7 Peranan (Pediculus
humanus capitis)
kutu mengisap
darah dan menyebabkan rasa gatal dan infeksi sekunder akibat
kotoran, gigitan dan cakaran mereka.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan lokasi
penelitian
Waktu
penelitian adalah mulai tanggal 07 Oktober sampai dengan 18 November 2012.
Lokasi penelitian di Gampong Bakoy.Kec. Ingin Jaya.Kab. Aceh Besar.
3.2 Rancangan Penelitian
a.
Eksplorasi
yaitu mencari kutu kepala (Pediculus humanus capitis) di kepala
anak-anak tetangga, serta mencari informasi-informasi tentang kutu kepala dari
sumber-sumber yang akurat.
b.
Observasi
pengamatan kutu kepala (Pediculus humanus capitis) dilakukan di
rumah.
3.3 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Toples :
digunakan sebagai wadah untuk melihat siklus hidup kutu kepala.
2.
Serit : digunakan
untuk menyisir rambut untuk mendapatkan kutu
kepala.
3.
Kamera : digunakan untuk mendokumentasikan
gambar-gambar hasil
pengamatan.
4.
Perlengkapan tulis : untuk mencatat hasil pengamatan.
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi :
1.
Kutu kepala : sebagai objek pengamatan (telur kutu, nimfa kutu dan kutu
dewasa).
2.
Beberapa helai rambut manusia :sebagai tempat melekatnya telur kutu.
3.
Darah ikan :
sebagai sumber nutrisi yang akan di bandingkan
dengan
darah manusia.
4.
Darah manusia : sebagai
sumber nutrisi bagi kutu kepala
BAB IV
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
4.1.1 Data percobaan pertama
Telur
|
Waktu
menetas setelah
|
Bertahan
hidup
|
hari pengambilan
|
||
1
|
5 hari
|
5 jam
|
2
|
4 hari
|
7 jam
|
3
|
6 hari
|
3 jam
|
4.1.2 Data percobaan kedua
Telur
|
Waktu
menetas setelah
|
Bertahan
hidup
|
hari pengambilan
|
||
1
|
5 hari
|
3 jam
|
2
|
3 hari
|
2 jam
|
3
|
3 hari
|
24 jam
|
4.2 Pembahasan
Kutu rambut kepala hidup dan
berkembang biak pada
rambut kepala, lebih suka pada rambut yang kotor, lembab,
jarang disisir dan dikeramas. Menginfeksi manusia yang tidak menjaga kebersihan
rambut kepala.
Dari hasil
pengamatan saya, kutu kepala (Pediculus
humanus capitis) hanya hidup di kepala saja,
terutama di bagian kulit dan rambut kepala. Telurnya diletakkan pada pangkal
rambut yang sangat dekat dengan kulit kepala. Dalam sehari induk kutu kepala
dapat menghasilkan 6 butir telur.
Dari keenam telur kutu rambut (Pediculus humanus capitis) yang saya
amati, keenamnya menetas dalam waktu
kurang dari seminggu, akan tetapi semuanya tidak dapat bertahan sampai dewasa.
Hal ini disebabkan karena kekurangan makanan. Kutu rambut (Pediculus humanus capitis) hanya
menghisap darah kepala saja, dan tidak mau darah yang lain, karena pada umumnya kutu mempunyai kekhasan
inang (host spesificity) yang tinggi dibandingkan dengan ektoparasit yang
lainnya.
Telur Pediculus humanus capitis keluar dari cangkangnya dengan cara mengoyak cangkangnya.
Nimfa tersebut bewarna putih agak transparan, kulitnya sangat tipis, setelah
keluar dari cangkangnya nimfa Pediculus
humanus capitis tidak langsung bergerak secara aktif, nimfa tesebut akan
diam beberapa saat untuk mereggangkan otot-ototnya. Kemudian setelah
benar-benar kuat nimfa akan mulai bergerak dan mencari makan (menghisap darah).
Nimfa tersebut dapat bertahan tanpa makanan paling lama 7 jam setelah menetas.
Meskipun kutu kepala (Pediculus humanus capitis) memiliki
sepasang sayap, namun kutu kepala (Pediculus humanus capitis) tidak dapat
terbang, karena sayapnya tidak difungsikan, hal ini berkaitan dengan lingkungan
hidupnya yang aktivitas sehari-hari hanya merangkak dan bergelantungan di
rambut.
Suhu optimum bagi kutu kepala
adalah 24oC sampai 37oC. Apabila kita keluarkan dari
kepala dan kita tempatkan di tempat yang terkena cahaya matahari secara
langsung, Pediculus humanus capitis akan
berlari kesana kemari, hal itu disebabkan karena kutu kepala tidak tahan berada
di tempat yang kering dan panas. Pediculus
humanus capitis termasuk ektoparasit yang suka akan tempat lembab dan
hangat.
Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat
dan mudah berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Mudah ditularkan melalui
kontak langsung seperti anak-anak yang tidur bersama pada satu ranjang atau dengan perantara
barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya bergantian sisir rambut,
jilbab, topi dan lain-lainnya yang mengandung kutu
rambut.
Pediculus
humanus capitis sangat banyak ditemukan pada anak sekolah terutama
gadis-gadis yang kurang menjaga kebersihan rambut kepala.
Tindakan monitoring terhadap kutu kepala dapat dilakukan terutama
apabila terjadi kegatalan kulit kepala dan ditemui keberadaan telur kutu pada
rambut. Untuk itu dapat digunakan sisir khusus yang memiliki jari-jari yang
rapat (serit). Penggunaan serit efektif menghilangkan nimfa dan kutu dewasa
namun tidak dengan telurnya, sehingga pemakaian serit harus dilakukan berulang
dan bersamaan dengan itu hindari kontak dengan orang atau barang yang dapat menjadi sumber penularan.
Secara sederhana penggunaan sabun untuk pencuci rambut dan air hangat secara
teratur dapat menurunkan populasi nimfa dan kutu dewasa.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pediculus
humanus capitis lebih suka pada rambut
yang kotor, lembab, jarang disisir dan dikeramas. (Menginfeksi manusia yang
tidak menjaga kebersihan rambut kepala).
2. Pediculus
humanus capitis hanya menghisap darah manusia di bagian kepala saja.
3. Pediculus
humanus capitis
sering ditemukan di bagian kulit kepala dan di bagian belakang kepala dan di
dekat telinga.
4.
Telur Pediculus humanus capitis dapat menetas dalam waktu kurang lebih seminggu
setelah diletakkan.
5.
Setelah menetas nimfa Pediculus humanus capitis hanya
dapat bertahan paling lama 7 jam tanpa makanan. Sedangkan yang dewasanya dapat
bertahan hingga 2 hari diluar kepala manusia tanpa makanan.
6. Pediculus
humanus capitis mudah ditularkan melalui
kontak langsung dengan inangnya atau dengan perantara
barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya bergantian sisir, jilbab, topi dan lain-lainnya
yang mengandung kutu rambut.
5.2 Saran
Saran penulis bagi para
pembaca , sebelum melakukan penelitian harus lebih banyak membaca referensi-referensi
mengenai kutu rambut (Pediculus
humanus capitis) untuk memudahkan anda dalam melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2004. Teori Parasitologi. Semarang: Akademi Analisis Kesehatan. Universitas
Muhamadiyah Semarang.
Brown,
H. W, 1983. Dasar Parasitologi Klinik. Jakarta: PT. Gramedia
Ganda
Husada, S, 1992. Parasitologi Kedokteran. Jakarata: Fakultas Kedokteran.
Garcia
& Bruener, 1986. Diagnosa Parasitologi Kedokteran. Cetakan 1. Jakarta: EGC.
Prabu,
B.D.R, 1990. Penyakit-penyakit Infeksi Umum. Edisi I. Jakarta: Widya Medica.
Soedarto,
1983. Ontemologi Kedokteran. Surabaya: Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas
Airlangga.